Krisis legitimasi

Sebuah naskah Thucydides , diklaim oleh Morris Zelditch sebagai salah satu orang pertama yang menulis tentang teori legitimasi dalam 423 S.M.[1]

Krisis legitimasi mengacu pada turunnya kepercayaan dari fungsi-fungsi administratif, lembaga, atau kepemimpinan.[2] istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1973 oleh Jürgen Habermas, seorang sosiolog jerman, dan filsuf.[3] Habermas memperluas konsep tersebut, mengklaim bahwa dengan krisis legitimasi, lembaga atau organisasi tidak memiliki kemampuan administrasi untuk mempertahankan atau membangun struktur yang efektif dalam mencapai tujuan akhir mereka. istilah itu sendiri telah disamaratakan oleh ilmuwan lain untuk merujuk tidak hanya pada ranah politik, tetapi untuk struktur organisasi dan kelembagaan.[4] Meskipun tidak ada kebulatan suara di antara para ilmuwan sosial dalam mengklaim keberadaan krisis legitimasi, cara dominan dalam mengukur krisis legitimasi adalah dengan mempertimbangkan opini publik terhadap organisasi yang bersangkutan.[5]

  1. ^ Zelditch Jr., Morris (September 2001). Jost, John; Major, Brenda, ed. The Psychology of Legitimacy: Emerging Perspectives on Ideology, Justice, and Intergroup Relations. Cambridge University Press. hlm. 33–53. 
  2. ^ Friedrichs, David (1980). "The Legitimacy Crisis in the United States: A Conceptual Analysis". Social Problems. 27 (5): 540–555. doi:10.1525/sp.1980.27.5.03a00040. 
  3. ^ Habermas, Jürgen (1975). Legitimation Crisis. Boston: Beacon Press. 
  4. ^ Suchman, Mark (1995). "Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches". The Academy of Management Review. 20 (3): 571–610. doi:10.5465/amr.1995.9508080331. 
  5. ^ Yankelovich, Daniel (1974). "A Crisis of Moral Legitimacy": 5. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search